Resume Paper : All You Need is Love: Current Strategies of Mediating Intimate Relationships through Technology

 

MARC HASSENZAHL, STEPHANIE HEIDECKER, KAI ECKOLDT, and SARAH DIEFENBACH, Folkwang University of the Arts

UWE HILLMANN, Telekom Innovation Laboratories

 

A wealth of evidence suggests that love, closeness, and intimacy—in short relatedness—are important for people’s psychological well-being. Nowadays, however, couples are often forced to live apart. Accordingly, there has been a growing and flourishing interest in designing technologies that mediate (and create) a feeling of relatedness when being separated, beyond the explicit verbal communication and simple emoticons available technologies offer. This article provides a review of 143 published artifacts (i.e., design concepts, technologies). Based on this, we present six strategies used by designers/researchers to create a relatedness experience: Awareness, expressivity, physicalness, gift giving, joint action, and memories. We understand those strategies as starting points for the experience-oriented design of technology.

 

Sumber artikel : http://dx.doi.org/10.1145/2395131.2395137

 

Pengkaji : Rahmat Hidayat Nasution (G64120045), Bogor Agricultural University

 

Cinta dan perasaan sejenisnya yang lahir dari hubungan sesama manusia sangat mempengaruhi kepuasan dan kebahagiaan hidup manusia. Pada era globalisasi ini, mobilitas masyarakat sangat tinggi karena kemudahan transportasi yang bisa didapatkan. Banyak dari masyarakat yang pergi merantau harus meninggalkan kekasih hatinya, sehingga jumlah hubungan jarak jauh atau long distance relationships (LDR) pun bertambah.

Banyak dari pelaku LDR selalu merasa ‘galau’ dan kesepian. Untuk mengatasi situasi ini, mereka biasanya mengenang masa-masa bersama kekasihnya dengan melihat barang-barang tertentu, seperti cincin, foto, atau hadiah yang pernah diberikan kekasihnya. Selanjutnya, kebanyakan dari pasangan dengan hubungan jarak jauh memilih untuk sering berkomunikasi menggunakan teknologi yang tersedia, seperti telepon.

Kebanyakan teknologi yang tersedia hanya sekadar menyampaikan informasi. Untungnya, Banyak dari peneliti yang merancang teknologi sebagai mediator untuk menyampikan emosi antara dua pengguna seperti kedekatan dan rasa cinta meleibihi sekadar komunikasi biasa. Berdasarkan 143 penelitian di bidang Interaksi Manusia-Komputer (IMK) dan User Experience (UX) Design, diperoleh enam strategi bagaimana designer mencoba membuat UX design berdasarkan hubungan antar dua pengguna yaitu awareness, expressivity, physicalness, gift giving, joint action, dan memory.

Awareness adalah keadaan mengenal lingkungan sendiri. Mengenali lingkungan, kehadiran, serta aktivitas orang lain. Contoh aplikasi yang menerapkan strategi ini adalah MissU. Aplikasi ini memungkinkan dua pengguna yang terpisah untuk saling berbagi keadaan lingkungan sekitarnya.

Expressivity meliputi ekspresi yang jelas dan refleksi emosi, perasaan, serta rasa sayang. Contohnya adalah aplikasi ComTouch. Aplikasi mobile ini menghubungkan dua ponsel yang berbeda. Melalui sensor tekanan, aplikasi ini dapat mengubah getaran di ponsel lainnya.

Hal yang paling dirindukan pasangan saat terpisah dengan pasangannya adalah kontak fisik (Physicalness). Dengan strategi physicalness, seseorang diharapkan seolah-olah kontak langsung dengan pasangannya. Contohnya adalah aplikasi Hug over a Distance. Aplikasi ini dapat membuat perasaan penggunanya seolah-olah sedang dipeluk.

Gift giving adalah memberikan sesuatu yang berharga kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Salah satu contoh aplikasi yang menggunakan strategi ini adalah Hello There. Aplikasi ini memungkinkan seseorang untuk mengirim pesan audio kepada orang lain pada posisi geografis tertentu. Ketika orang yang dituju sudah berada di posisi yang dimaksud, ia akan mendapatkan pesannya.

Joint action maksudnya melakukan aktivitas bersama pasangan sehingga terbentuk pengalaman bersama yang akan menguatkan hubungan antar keduanya. Contohnya adalah Distributed Hide-and-Seek. Aplikasi ini memungkinkan seorang kakek dan cucunya untuk bermain ‘petak umpet’ saat berjauhan.

Dengan menggunakan strategi Memory, designer membuat seseorang untuk mengenang kebersamaannya dengan pasangannya. Dengan strategi ini, pengguna banyak dilibatkan untuk menyediakan bahan yang akan dikenang seperti foto atau dokumen spesial di antara keduanya. Contohnya adalah SMOKS. Aplikasi ini dapat merekam suara penggunanya kemudian memainkannya suatu saat.

Capture - Copy

 

Consistency and Standards – Salingsapa.com

Masalah 1: Tombol logout berbeda

Setelah memiliki akun, saya masuk ke halaman ‘setting’ di http://www.salingsapa.com/member/setting. Pada halaman tersebut, terdapat icon untuk logout. Berikut screenshootnya,

consistency1

Setelah saya cek, ternyata fungsinya sama dengan tombol logout pada menu dropdown berikut ini,

consistency2

Kedua tombol tersebut memiliki fungsi yang sama namun memiliki desain yang berbeda. Sesuai prinsip konsistensi, seharusnya kedua tombol tersebut memiliki desain yang sama, agar tidak membingungkan pengguna. Meskipun begitu, saya lebih menyarankan agar tombol logout dihilangkan dari daerah konten, karena bisa saja pengguna tidak sengaja mengeklik tombol tersebut. Dalam hal ini saya memberikan nilai 2 (Minor Usability Problem)


Masalah 2: Menu yang serupa memiliki desain yang berbeda

Perhatikan screenshot berikut ini,

consistency3

Pada gambar di atas, menu setting sampai kembali ke dashboard memiliki icon dan label, sedangkan menu yang di kanannya tidak memiliki label. Hal ini sangat tidak konsisten. Seharusnya, tiap menu memiliki desain yang sama agar tidak membingungkan pengguna. Saya memberikan nilai 1 pada masalah ini.

User Control and Freedom – Salingsapa.com

Masalah 1: Tidak ada tombol untuk membatalkan upload foto

Saat akan mengganti foto profil, saya diberikan formulir berikut ini,

control1

Setelah mengeklik tombol ‘Choose’ saya diarahkan untuk memilih foto. Setelah memilih foto, muncul tampilan berikut ini,

control2Selanjutnya, saya tidak bisa membatalkan untuk mengupload foto ini, karena tidak ada tombol cancel untuk membatalkannya. Hanya ada tombol ‘Upload’. Biasanya ketika mengeklik di sembarang tempat di layar abu-abu, otomatis pop up tersebut akan hilang. Ketika saya klik, ternyata tidak ada perubahan sama sekali.

Menurut saya, seharusnya diberikan tombol cancel agar pengguna dapat membatalkan proses tersebut jika pengguna salah memilih gambar sebelumnya. Untuk masalah ini, saya memberikan nilai 2 (Minor Usability Problem).


Masalah 2: Tidak ada konfirmasi saat mengeklik tombol logout

Pada halaman untuk mengganti avatar, terdapat beberapa tombol tanpa label dengan icon. berikut screenshotnya,

control3Saat mengeklik tombol logout (yang dilingkari merah), saya langsung keluar dari sistem tanpa ada pesan konfirmasi. Saya langsung diarahkan ke halaman utama berikut ini,control4Menurut saya, seharusnya sistem memberikan pesan konfirmasi sebelum pengguna keluar. Apalagi letak tombolnya ada di konten utama, sehingga kemungkinan untuk salah klik sangat besar. Untuk masalah ini, saya memberikan nilai 2 (Minor Usability Problem)

Match between system and the real world – Salingsapa.com

(Eksperimen ini saya dokumentasikan pada tanggal 02 Juni 2015)

Masalah 1: Sign-up dan daftar dua hal yang berbeda.

Setelah melakukan eksperimen sebelumnya, saya mengeklik link ‘Create An Account’ pada gambar ini,

system3Selanjutnya, saya dialihkan ke halaman berikut ini,

match1

Antarmukanya berbeda saat saya mendaftar sebelumnya, yaitu http://www.salingsapa.com/member/daftar. Seolah-olah sign-up dan daftar memiliki dua fungsi yang berbeda,

match2

Tentunya hal ini tidak sesuai dengan konsep kebanyakan di dunia nyata bahwa sign-up dan daftar itu sama saja. Menurut saya , lebih baik kedua link tersebut dialihkan ke halaman yang sama. Untuk hal ini , saya memberikan nilai 2 (Minor Usability Problem).


Masalah 2: Icon tidak sesuai

Dalam dunia internet, sudah banyak icon yang dikenal familiar oleh netizen. Contohnya adalah icon dengan huruf ‘i’ untuk informasi dan icon ring atau perkakas untuk pengaturan. Namun, di salingsapa.com, icon yang digunakan untuk informasi ‘Sekilas Tentang Salingsapa’ adalah gambar ring, seperti screenshot di bawah ini.

system6Menurut saya, lebih baik icon yang digunakan adalah huruf ‘i’, karena icon ring tersebut sudah lazim dipakai untuk menggambarkan fungsi pengaturan/setting. Untuk hal ini, saya memberikan nilai 1.

 

Visibility of system status – Salingsapa.com

(Eksperimen ini saya dokumentasikan pada tanggal 02 Juni 2015)

Masalah : Sistem tidak memberikan informasi status pendaftaran calon member dengan jelas.

Ketika mendaftar, sistem memberikan pesan bahwa sistem telah mengirim pesan ke email saya. Sistem menyuruh saya untuk mengeklik url pada email untuk mengaktifkan akun, namun nyatanya email dari salingsapa.com tidak kunjung saya terima. Berikut screenshot setelah saya mendaftar,

error3

Setelah menunggu lebih dari satu jam, saya me-refresh halaman email saya. Berikut ini screenshot-nya,

system1

Seharusnya system tidak memberitahu bahwa system telah mengirim username dan password ke email saya apabila belum terkirim. Sistem dapat menampilkan pesan lain. Akhirnya karena status saya tidak jelas, saya mencoba langsung login, namun tidak bisa.

system2

Hal ini adalah kesalahan yang sangat mengganggu user, saya memberikan nilai 3 (Major Usability Problem) karena saya tidak bisa mengetahui state saya ada di mana.


Masalah 2 : Tidak ada pesan dari system apakah pesan saya sukses masuk atau tidak.

Salingsapa.com menyediakan formulir apabila user ingin menghubungi tim salingsapa.com. Setelah mengisi formulir, system tidak memberikan informasi kepada user apakah pesan yang diinput sukses diterima atau tidak.

Berikut screenshotnya,

system4Setelah mengeklik tombol ‘Kirim Pesan’, Sistem tidak memberikan informasi apakah pesan yang saya kirim sukses terkirim atau tidak. Sistem hanya mengembalikan formulir kosong seperti di bawah ini,

system5Menurut saya, system harusnya memberikan pesan kepada user apakah pesan yang dikirim sukses diterima atau tidak. Untuk kasus ini, saya memberikan skor 3 (Major Usability Problem).

 

Error prevention – Salingsapa.com

(Eksperimen ini saya dokumentasikan pada tanggal 02 Juni 2015)

Masalah 1 : Sistem tidak memberikan error message ketika isi dari kolom ‘email’ tidak menggunakan format email.

Saat akan mendaftar, saya diberikan formulir seperti di bawah,

error0

Ada kolom username, nama, email, password, dan repeat password. Setelah saya mengisi kolom email tanpa format email (tanpa karakter ‘@’), system tidak memberikan pesan apa-apa.

Sebaiknya sistem memberikan pesan sedini mungkin untuk mencegah error yang mungkin terjadi. Setelah mengeklik tombol ‘Create Account’, sistem memang akan memberikan pesan bahwa inputan email tidak sesuai. Namun alangkah jauh lebih baik kalau sistem memberikan pesan tersebut sebelum user menekan tombol ‘Create Account’. Menurut saya, hal ini tidak terlalu buruk, saya memberikan nilai 1 (satu) sesuai skala ‘severity rating’.

Berikut screenshot-nya,

error1


Masalah 2 : Sistem tidak memberikan error message ketika isi dari kolom ‘password’ dan kolom ‘repeat password’ tidak sama.

Serupa dengan kasus di atas, sistem juga tidak memberikan pesan ketika kolom ‘password’ dan kolom ‘repeat password’ diisi dengan kata yang berbeda. Berikut screenshot-nya,

error2

Bahkan, sistem juga menerima inputan-inputan tersebut ke sistem. Setelah mengeklik tombol ‘Create Account’, sistem menampilkan halaman berikut ini,

error3

Seharusnya sistem memberikan pesan ketika user memasukkan kata yang berbeda pada kolom ‘password’ dan ‘repeat password’ agar password yang masuk ke database benar-benar adalah password yang diinginkan user. Sistem telah melakukan kesalahan fatal karena menerima user yang memasukkan kata berbeda di kedua kolom tersebut. Saya memberikan nilai 3 (Major Usability Problem) karena bisa menyulitkan user.

Lihat post selanjutnya, di sini